Coretan pena

Selasa, 29 Januari 2013

Cerita Hikmah : Ketulusan Seorang Kakak

                                                                                                        
                                                                                            Oleh : Lisa Tjut Ali


                                                                              
Beberapa hari yang lalu saat saya naik Bahn (sebutan untuk kereta listrik atau tram di Jerman), di sisi kanan tempat duduk kami  terlihat seorang gadis cantik bersama dengan adik laki-lakinya yang berumur sekitar  10 tahun. Awalnya keberadaan mereka tidaklah menjadi perhatian untuk saya.  Namun karena  adiknya yang lelaki suka sekali meniru setiap gerakan tangan dan menatap lama kearah saya, membuat saya jadi salah tingkah.  Saat Saya melibatkan kedua tangan karena sejuk, adik lelakinya pun ikutan melibat tangan, begitu Saya mengeserkan sedikit kaki keposisi yang lebih nyaman, anak itupun ikutan menaikan kakinya.  Karena risih, Saya pun memalingkan wajah kearah jendela, saat itu saya berpikir pemandangan di luar jauh lebih menarik, daripada memikirkan  anak lelaki itu. terlalu usil Saya pikir tingkah anak  itu.  tidak berapa lama kemudian, anak lelaki itu tertawa sangat besar sambil meronta-ronta,  mulutnya bergetar-getar hingga keluar liur, si kakak yang cantik itu pun mulai menenangkan  adiknya, sambil  mendengkap tubuh adiknya dengan penuh kasih sayang, direbahkannya kepala si adik kesisi bahunya.  Di usap-usapnya kepala si adik sambil menasehatinya agar duduk manis. Untuk seketika si adik mulai duduk diam dan bersandar dibahu si kakak sambil memejamkan mata, namun dalam beberapa menit  dia kembali tertawa lepas lagi sambil loncat-loncat. Semua orang dalam kereta api itu sepertinya sudah memahami hal ini, sepertinya mereka sudah mengenal dua adik kakak tersebut.  Saya pun sudah memahami hal itu, ternyata adik lelakinya seorang  “anak luar biasa“. Namun satu hal yang membuat saya teruja saat itu adalah ketulusan dan kasih sayang sang kakak,  yang begitu sabar memahami kondisi adiknya. Gadis cantik itu tak pernah malu membawa jalan-jalan adiknya walau dalam kondisi seperti itu. bahkan setelah hari itu, pernah beberapa kali dihari libur, Saya melihat mereka keluar bersama untuk berjalan-jalan.  Saya dapat merasakan betapa nyamannya si adik berada disisi sang kakak, hal itu terlihat saat anak lelaki itu berulang kali mencium dan bersandar di bahu sang kakak.  Sungguh bertuahnya sang adik, meski dalam keadaan yang kurang normal namun memiliki seorang kakak yang sangat perhatian dan tulus menyayangi dan mencintainya. Ketulusan gadis cantik itu mengingatkan saya pada  kedua kakak yang begitu sangat menyayangi saya. Saya juga sangat bersyukur memiliki dua orang kakak yang sangat baik.  Walau keduanya mempunyai karakter yang berbeda, namun saya tahu mereka sangat sayang pada saya,  hanya saja cara menyayangi mereka yang berbeda.   


Ponakan saya yang imut


Kakak yang pertama memiliki karakter yang sangat tegas, jika kami adik beradik suka lalai dalam belajar, ia akan sangat marah. Walau kadang ia terkesan sangat  tegas,  namun ia seorang kakak yang baik, ia tegas karena ingin adik-adiknya menjadi orang yang baik dan berhasil. Bagi saya kakak yang pertama ibarat seorang guru yang berusaha mengayomi dan mendidik adik-adik.  Ia tidak suka bercanda, namun selalu ada sebagai penasehat di kala kami adik-adiknya mengalami masalah. Saya sangat tahu di balik ketegasannya ia mempunyai sejuta cinta untuk kami.  

Sedangkan kakak yang kedua seorang yang periang dan ceria, ia seperti sahabat bagi saya, banyak hal konyol dan menyenangkan kami lalui bersama.  Kalau kami berkumpul  tak cukup waktu untuk kami saling curhat.  Dari didikkan kedua kakak-kakak saya inilah terbentuk pribadi saya seperti sekarang ini. Saya sangat bersyukur Allah anugrahkan saya kakak seperti mereka, dari keduanya saya menemukan makna cinta dan kasih sayang seorang  guru  dan sahabat.

Terima kasih kakak pertama, cinta di antara ketegasanmu
ibarat guru terbaik untuk kami adikmu
Terima kasih kakak kedua, cinta di antara keceriaanmu
ibarat sahabat terbaik untuk kami adikmu
Allhamdulillah Yaa Allah atas anugrah-Mu.




4 komentar:

  1. saya terharu bacanya,mengingtakan pada anak ke dua saya yang demikian istimewa. sejak dini saya mengajarkan saudara-saudaranya untuk menyayangi adiknya tulus, seperti saya dan ayahnya menyayanginya. Semoga anak-anak saya kelak, bisa seperti sang kakak di ka itu sejak kini sampai besar nantinya dalam memperlakukan adiknya ya mbak. Nice story, sungguh menginspirasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin, semoga anak-anak mbak dapat saling menyayangi hingga dewasa. makasih juga mbak Rebellina karena sudah mampir ke blog saya

      Hapus
  2. bunda fotonya ??? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa fotonya? cantik kan keponakan bunda

      Hapus


Jangan lupa masukannya untuk perbaikan tulisan di masa yang akan datang.

oya semua foto-foto di sini punya saya pribadi, bagi sahabat yang ingin share foto-foto atau tulisan dalam blog ini, boleh saja tapi jangan lupa bagi tahu saya dulu sekalian nulis source.

Terima kasih karena telah mampir ( * _* )