Oleh : Lisa Tjut Ali
Sudah
beberapa hari saya mencari motor untuk transportasi ke kampus. Namun belum juga ketemu. Menjelang sore ketika hendak pulang, saya
iseng-iseng buka web mudah.com, disana terdapat sebuah motor yang kondisinya
sangat bagus dan harganya pun terjangkau. Saya pun menghubungi pihak yang
punya, singkat kata kami pun bertemu. Negosiasi pun terjadi hingga harga jual
pun memperoleh kesepakatan, hari itu juga kami mengurus balik nama motor tersebut. Dalam
perjalanan transfer uang, pemilik motor bercerita bahwa beliau menjual motor
tersebut untuk membiayai studi dua anak kembarnya yang akan masuk sekolah
kejenjang yang lebih tinggi. Karena
anaknya kembar dan masuk sekolah bersamaan tentu saja dana yang di perlukan
sangat banyak.
Mendengar
kisah bapak ini saya jadi teringat dengan ayah, dulu saya adik beradik juga
seperti itu, kami empat bersaudara, selalu tamat dan masuk sekolah secara bersamaan
meski jenjangnya yang berbeda, jadi ingat masa itu saya permulaan masuk smp,
kakak kedua masuk SPK dan kakak pertama masuk
perguruan tinggi sedangkan adik saya mau masuk TK, tentu saja begitu
banyak biaya yang ayah butuhkan, namun ayah tak ingin kami berhenti sekolah,
untuk memenuhi keperluan tersebut, ayah akan menjual apa saja yang dapat dijadikan dana untuk biaya sekolah, ayah akan
menjual satu-satunya motor kesanyangannya, bahkan tak jarang ayah akan menjual
tanah untuk biaya studi kami.
Saat
itu pemilik motor meminta izin pada kami untuk membawakan motor untuk terakhir kali sebelum
kami bawa pergi, melihat raut wajahnya yang sendu karena harus berpisah dengan
motor kesayangannya membuat hatiku terenyuh dan berpikir, mungkin beginilah
posisi ayah saat itu, harus kehilangan sesuatu yang dicintai untuk
membahagiakan orang-orang yang dicintainya.
Setelah membawa motor tersebut lelaki itu pun menyerahkan nya pada kami,
sambil berucap terima kasih ia pun berlalu pergi, ia yang semula datang dengan
membawa motor, akhirnya harus kembali pulang dengan mengunakan kendaraan umum.
Semoga pengorbanannya untuk anak-anak kelah dapat menjadi ladang pahala.
Kini
saya dapat mengerti kenapa beberapa hari ini saya begitu susah menemukan motor
hingga akhirnya dipertemukan dengan encik tersebut, ini adalah rancangan dari
Allah untuk saya dan encik tersebut, kami dipertemukan dengan orang yang tepat.
Ssaya membeli motor untuk transportasi dalam mencari ilmu begitu juga dengan
encik tersebut menjual motor juga untuk
tujuan pendidikan . Saya dapat melihat betapa gembiranya dia ketika kami
katakan bahwa kami memelukan motor untuk ke kampus karena biaya untuk mengunakan
motor jauh lebih hemat dibandingkan kalau kami naik bus. Spontan beliau mengangguk,
berulang kali beliau mengucapkan semoga sukses dan tahniah karena kami berkesempatan belajar. Semoga
pengorbanan encik tersebut akan selalu dikenang oleh anak-anaknya. Dan saya
juga tidak akan pernah lupa setiap pengorbanan yang telah ayah dan ibu lakukan
untuk saya. Saya hari ini karena doa,
tetesan keringat, usaha, dan pengorbanan ayah dan ibu.