Seperti biasa setiap hari
sabtu pagi saya dan suami akan berbelanja di Baskent Market, sebuah swalayan milik Turki yang menyediakan
produk halal. Perjalanan dari rumah ke swalayan lumayan tidak terlalu jauh
untuk berjalan kaki, hitung-hitung sebagai
ajang olahraga agar sehat. Ketika
kami asyik jalan sambil menikmati daun-daun Maple yang sedang gugur berserakahkan di tanah, tiba-tiba suami
saya menunjukkkan sebuah mesin cuci dan kulkas yang masih layak pakai dan
tergeletak rapi di samping tong sampah.
Suami : “ Coba
lihat ada mesin cuci dan kulkas disana, kayaknya barang-barang tersebut mau dibuang ” ujar suami saya spontan
saat lihat barang-barang mewah tersebut berada di samping tong sampah besi.
Saya : “ Kayaknya itu barang bukan di buang habib,
mungkin hanya diletakkan sementara oleh pemiliknya sebelum dinaikkan ke apartemen, lagian
barang-barang tersebut mana mungkin dibuang, kondisinya aja masih bagus ” ujar saya
meyakinkan suami.
Suami : “ Kata teman habib disini memang barang-barang
masih layak pakai banyak di buang, setiap ada barang dekat tong sampah itu
artinya dibuang yang selanjutnya akan datang mobil petugas kebersihan untuk
meleburkan sampah-sampah tersebut ” ujar suami seraya berusaha memberi pengertian
kepada saya
Saya : “ Iya sich, tapi itu kulkas kan diberi
bungkusan plastik, itu artinya di letak sementara saja, klo mau di buang
ngapain dibungkus rapi segala ” ujar saya lagi
Suami : “ oooooo begitu ya, hmmmmmmmmmmm ” ujar
suami saya sambil mangun-mangun tanda mengerti
Tiba-tiba saja saat saya dan
suami hendak melanjutkan perjalanan untuk belanja, persis di depan kami
berhenti mobil kebersihan, dua orang petugas kebersihan langusng mengangkat
barang-barang tersebut ke dalam mobil untuk di leburkan. Saya dan suami saling
berpandangan sambil senyum kecengiran.
Suami : “ Tu coba lihat, betul kan yang habib cakap ” ujar suami seraya merasa diri benar
Saya : “ Kasihan
ya barang-barang masih layak pakai dibuang, kan mubazir, kenapa tidak di
bagikan saja pada orang-orang yang memerlukan ”
ujar saya
Suami : “ Ini
Jerman, masyarakatnya sudah makmur ga ada lagi yang kayak kita masih di bawah
rata-rata kemiskinan “ ledek suami saya sambil berlalu pergi.
Beberapa minggu kemudian
kami kembali melewati jalan yang sama untuk berbelanja lagi, dari kejauhan saya
melihat di samping tong sampah tergeletak sebuah motor Ninja. Melihat motor tersebut spontan saja
saya menunjukkannya pada suami.
Saya : “ Habib
coba lihat di samping tong sampah itu ada motor yang mau dibuang, kayaknya
masih bagus, gimana kalau kita ambil saja, kan lumayan bisa ke kampus tidak
perlu naik bus lagi “ ujar saya sambil tersenyum cengir
Suami : “ Motor itu bukan di buang tapi di
pakirkan sebentar oleh pemiliknya ” bantah suami saya
Saya : “ Dibuang habib, kalau dipakir pasti di letakkan secara rapi, ini letaknya saja
secara miring kayak di banting aja ketanah ” ujar saya meyakinkan suami
Suami : “ Hmmmmmmm “ suami saya mangun-mangun
memikirkan
Saya : “ Gimana
habib, kita ambil saja untuk kita ya ” ujar saya semangat, karena saya hobi
jalan-jalan dengan ada motor bisa jalan-jalan setiap hari, wkkkkkkkkkkk
Suami :
“ Untuk apa motor, naik bus gratis dan lebih nyaman, apalagi kalau dingin-dingin
begini ”
Saya : “ Kita
ambil saja, kalau bukan untuk kita maka kita kasih saja ke teman-teman yang
memerlukan, daripada di leburkan, kan kasihan ” usul saya
Suami : “Hmmmmmmm” suami saya menarik nafas
panjang
Saat saya dan suami lagi
asyik ngobrol, tiba-tiba datang seorang laki-laki dari arah belakang kami,
lelaki itu mendekati motor tersebut,
dari jarak yang tak terlalu jauh, saya dan suami melihat lelaki tersebut
berusaha mendirikan motor yang tergeletak miring ke tong sampah, tangannya
mengeluarkan sehelai sapu tangan, berulang kali di sapunya tanah yang melekat
di motor itu. Dalam hitungan detik
lelaki itu pun membawa laju motornya. Saya dan suami saling berpandangan saling
tersenyum simpul.
Saya : “ Ternyata motornya toh ” celoteh saya
Suami
: “ Ga percaya kan ” ujar suami merasa benar
Saya : “ Bukannya
habib yang dulu ngajari, setiap barang-barang yang dekat tong sampah intinya di
buang, cek gu nya berarti yang salah ” bela saya.
Saya dan suami pun kembali
melanjutkan perjalannan untuk belanja, senyum nyengir pun menjadi teman di
sepanjang perjalanan.
Haha...pemgalaman pribadi yang benar2 bikin ketawa!
BalasHapusmakasih ya, btw mana link blognya kang sun, biar bisa mampir ke blognya kang sun, soalnya saya ga bisa buka dgn google plus
Hapuswkwkkwkwkw Mbak, klo disini klo rusak baru dibuang karena servise kulkas langka tapi kalau masih berfungsi sayang banget ya
BalasHapuskulkas saya rusak saya pake gudang mainan anak2 aja jadinya :D
kreatif juga ya mbak hana, bisa punya ide mamfaatkan kulkas rusak utk gudang mainan anak2
Hapushiihi.... enak juga ya pake bis gratis. Dan pastinya enggak berdesak-desakan dan bayar pulak seperti di sini.
BalasHapusiya memang di Jerman transportasi gratis utuk pelajar
Hapushihihiii....renyah euy ceritanya... sip mba :)
BalasHapusmakasih ya
HapusHahahaha,.. beda jauh ya dengan indonesia.
BalasHapusasyik juga kalau naik bis gratis ya kak, apalagi kalo pada berfikiran naik angkot dan angkotnya bersih, jd menghemat jalanan tanpa macet juga. di Bali, ada pun angkot gratis lagi, tp ga da yang maun naik. hehehe
Di Bali angkot gratis juga ya? wah klo saya jalan2 ke bali bisa nie naik angkot gratis
Hapusmana mana mana angkot gratisnya??? kok gak tau ya saya?
Hapusmbak, habib itu apa? kok manggil suaminya habib?
habib itu dalam bahasa arab maksudnya kekasih mbak, panggilan mesra untuk suami, hehehehe
Hapuskalau disini bis gratis, jangan-jangan langsung rusak ya :)
BalasHapushehehhehehheeh................
Hapusmakasih ya udah mampir lagi
*membayangkan mbak Lisa sudah menarik motor baru pemiliknya melihat*
BalasHapusAih hihihi. Untungnya belum ya :D
Jadi ingat ada teman tinggal di Australi, waktu habis melahirkan dia dan suaminya lihat kereta bayi masih bagus dan masih bisa dipakai sudah dibuang pemiliknya, langsung saja diambilnya. Waktu balik ke Indonesia dan saya berkunjung ke rumahnya diperlihatkannya kereta bayi itu. Astaga masih keren ...
malu pastinya klo sempat narik motor tiba2 pemiliknya lihat, wkkkkkkkkkkkk
Hapushuehehe.. masih ngeles ajja lagih :p
BalasHapusmakasih ya udah mampir
Hapusuntung itu motor blm diambil. hehe
BalasHapusklo ga malu-maluin ya mbak
HapusKalau di rumah saya, sebelum tukang service menyerah nggak bakalan manggil tukang rongsokan. Hahaha.. ga mau rugi banget ya. Rongsokan tetep aja mau dijadiin duit.
BalasHapusiya saya juga begitu mbak niken, mana mau rugi, mungkin krn Jerman masyarakatnya udah sejahtera kali ya, ga tahu bawa uang kemana lagi, hehhehehheehhe
HapusAku pun, kalo belom rusak total ya gak bakal ganti, hahaha males aja gitu gonta ganti
BalasHapussalam,
kesya