Oleh
: Lisa Tjut Ali
Jujur saya ini orang kampung yang tinggal paling ujung Indonesia yaitu Aceh. Di aceh
juga tinggalnya paling pesisir dekat pantai makanya waktu 2004 kena dampak tsunami. Saya bersyukur masih
di beri kesehatan dan umur panjang sehingga dapat melanjutkan study dan merasakan suka dukanya mengembara
dan merantau di Negeri orang. Sebagai orang kampung tentu saja saya ga pernah
lihat salju, begitu lihat salju langsung kegirangan macam dapat durian runtuh.
Saking penasaran saat itu langsung lombat-lombat sambil celengak-celinguk lihat
kiri kanan ga ada orang berarti aman. Langsung dech yumi-yumi salju (* grubekkkkkkk
…….rupanya salju yang lembut, putih, seperti awan dan menyelera seperti kembang
gula itu ga ada rasa apapun. Alhasil mulut beku yang terasa, betul-betul
kampungan (* hehehehe. Sepanjang perjalanan kekampus pun tangan saya tak henti-henti mengusilin salju
yang melekat di mobil dan daun-daun.
Di Duisburg salju pertama turun awal desember, seingatku hari Jumat 7 desember 2012, saking terlena dengan indahnya salju saya lupa untuk foto-foto salju yang turun, padahal ponakan, ortu, teman-teman pingin di kirimi foto atau video tentang salju sementara saat itu salju sudah mulai menipis.
Di Duisburg salju pertama turun awal desember, seingatku hari Jumat 7 desember 2012, saking terlena dengan indahnya salju saya lupa untuk foto-foto salju yang turun, padahal ponakan, ortu, teman-teman pingin di kirimi foto atau video tentang salju sementara saat itu salju sudah mulai menipis.
Saat
pertengahan desember di jerman sudah mulai cuti menyambut natal, biasanya
natal di jerman di selimuti salju tebal tapi natal 2012 ini tampa salju, salju
telah mencair yang tersisa hanya daun-daun yang telah membusuk. Saat itu saya mulai sedih karena tak ada satu
pun foto tentang salju, padahal saat saya online facebook begitu banyak
teman-teman yang upload gambar keluarga mereka dengan salju, saya sedih
tidak dapat mengirimkan foto untuk keluarga di aceh, air mata pun semakin
banjir saat mendapat jawaban dari
beberapa teman yang telah menetap
lama di jerman “ biasanya kalau
natal tanpa salju maka tidak ada lagi salju, paling hanya musim dingin yang di
selingi hujan dan butiran-butiran es beku yang turun dan segera mencair”
(* huhuhu………………saya rasa ingin menangis mendengarnya apalagi saat melihat ramalan
cuaca tak ada lagi turun salju tebal, itu berarti tak ada lagi peluang untuk
berfoto dengan boneka salju sebagai hadiah untuk ortu, bukan untuk pamer
loe, tapi untuk berbagi cerita agar mereka juga tahu dan merasakan bagaimana
salju dan kehidupan luar negeri.
Rasa
sedih pun semakin memuncak saat menyadari kalau saya hanya setahun saja
merantau di jerman, berarti itu salju terakhir untuk saya. Saya tak ingin terus
sedih, pasti ada hikmah di balik semua ini, saya ikhlas walau tak ada foto
tentang salju yang penting saya pernah
yumi-yumi salju. Setiap hari saya berdoa pada Allah agar dapat
melihat salju lagi. Bukankah Allah akan kabulkan setiap doa hamba-NYA. Kalau
Allah tunda atau tidak kabulkan doa saya berarti itu yang terbaik untuk saya saat
ini. Yang penting saya tidak ingin putus asa, saya terus berharap, saya tak
percaya pada ramalan walau saat itu banyak ramalan beberapa negara eropa sudah
tidak suhu minus lagi. Saya yakin kalau Allah berkehendak semua pasti dapat terjadi yang penting berdoa.
Hari-hari
terus berlalu tampa salju hanya rasa dingin yang terus menusuk-nusuk seluruh tubuh, hingga pada
suatu hari, pertengahan januari kalau saya tak silap hari senin 14 januari
2013. Saat saya baru bangun pagi mau shalat subuh, saya melihat ke arah luar dari
pintu kaca besar terlihat ada gumpalan putih di balkon. Subhanallah…………….ternyata
pagi ini dari balik jendela masih dapat saya lihat indahnya salju yang turun seperti kapas, lembut dan
sayup-sayup turun menyentuh tanah bahkan tak jarang hinggap di
ranting-ranting pohon yang telah gugur
daunnya. Saya segera ke balkon depan untuk melihat salju lebih jelas, saya raih
tangan suami untuk menunjukkan salju.
Suami tersenyum melihat salju yang turun semakin tebal. Kami segera shalat dan berulang kali saya
bersyukur pada Allah karena masih diberi kesempatan untuk menikmati salju lagi
dan saya juga memohon pada Allah agar salju yang turun membawa rahmat bagi kami, saya berharap salju yang turun
tidak membahayakan. Allah kabulkan doa saya. Saya, suami dan teman-teman di jerman
dapat menikmati salju, salju turun tebal
tapi tidak sampai membahayakan seperti di rusia yang tebalnya sampai
menimbulkan kemacetan lalu lintas dan kegiatan masyarakat.
Bermain Salju |
Saya menikmati salju kali ini dengan merekamkan dalam video dan foto untuk saya
bagikan cerita pada ortu, ponakan, dan teman-teman. Ini ada beberapa gambar saya
dengan salju sekedar berbagi pengalaman. Mudah-mudahan teman-teman yang belum
pernah merasakan salju di beri kemudahan rezeki dan langkah untuk kemari juga
seperti yang saya rasakan. Inilah
salah satu bukti kekuasaan Allah. Allah mampu menciptakan langit, bumi dan
segala isinya, diciptakannya berbagai musim seperti musim hujan, salju, gugur,
semi, panas agar kehidupan menjadi lebih indah dan variasi.
Mintalah apapun pada-NYA, Insyaallah dikabulkan, jangan menyekutu dan mempertanding-tandingkan Allah dengan apapun, apa saja mudah bagi-NYA untuk kabulkan permintaan hamba-NYA.
Kini salju telah mencair dan menyisakan sebuah cerita, semoga cerita ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi untuk semua.
Kampus berubah menjadi putih |
Jalan Lingkar kampus yang diselimuti Salju |
Mintalah apapun pada-NYA, Insyaallah dikabulkan, jangan menyekutu dan mempertanding-tandingkan Allah dengan apapun, apa saja mudah bagi-NYA untuk kabulkan permintaan hamba-NYA.
Terima
kasih Yaa Allah, Allhamdulillah
atas kesempatan menikmati salju, ternyata
hari itu bukan salju terakhir di Duisburg
Kini salju telah mencair dan menyisakan sebuah cerita, semoga cerita ini dapat bermanfaat dan menjadi motivasi untuk semua.
Hahaha... lucu banget ceritanya... Senangnya bisa lihat salju mba Lisa :D. Salam kenal ya :)
BalasHapussalam kenal juga ..........Terima kasih .....
Hapussaya malah blm pernah merasakan salju mbak.. kl sy dapet kesempatan seperti kayaknya sy bakal tidur2an di jalan. terserah deh di bilang norak juga.. hehe..
BalasHapusHehehe........mudah2an suatu saat nanti teman-teman juga dapat kesempatan yang sama untuk dapat bermain dan merasakan dinginnya salju......
HapusAssalamu'alaykum mbak.. kunjungan silaturrahim ni mbak... hehehe :) saljunya menyenangkan untuk dipandang.. mbak menetap di Jerman kah mbak? gimana makanan di sana enak dan cocok gak mbak?
BalasHapusWaalaikumsalam, iya saya menetap di jerman saat ini, wah klo dari segi makanan beda jauh dengan negara kita ya, mereka menunya praktis2, krn sudah terbiasa dgn masakan aceh, ya kurang cocok juga dengan rasa makanannya awal2 datang, tp lama2 baru terbiasa.
HapusJadi inget kisahnya Pak Habibie, Jerman memang 'sesuatu'
BalasHapusSalam kenal ya...
Maaf baru bisa berkunjung kemari :)
salam kenal juga mbak, makasih sudah sudi mampir ya
Hapussaya juga sudah nonton film pak habibie, terharu sekali melihat cinta dan kesetiaan pasangan bu Ainun dan pak habibie