Coretan pena

Senin, 18 Februari 2013

Cerita Hikmah : Pertemuan dengan gadis Maroko di Jerman

                                                                                                                   
                                                                                                                 Oleh : Lisa Tjut Ali
                               

Awalnya Sungguh seperti mimpi rasanya dapat menginjakkan kaki  di negeri jerman, walau sejak kecil pernah berkhayal untuk dapat berkunjung ke tempat BJ Habibie menuntut ilmu. Kini tampa terasa khayalan itu menjadi kenyataan. Hampir sebulan saya tinggal diduisburg. Duisburg adalah sebuah kota di jerman yang terletak di negara bagian Nordrhein Westfalen, tepatnya di daerah Ruhr. Saya kejerman dalam rangka menemani suami Teuku edisah Putra, dosen Fakultas teknih mesin Universitas Syiah Kuala yang sedang ikut program S3 Dual-Degree Kerja Sama Universitat Duisburg-Essen dengan Universiti Kebangsaan Malaysia.

Meski sebelumnya sudah punya pengalaman merantau selama 5 tahun dimalaysia, namun tetap tidak mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru di jerman. saat tinggal dimalaysia saya dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan budaya dan makanannya, karena makanan malaysia hampir memiliki cita rasa yang sama dengan masakan Indonesia terutama masakan aceh. Namun sangat bertolak belakang dengan makanan khas eropa. hal ini telah saya sadari dari awal keberangkatan sehingga sebelum berangkat jauh –jauh hari saya telah mempersiapkan stok-stok makanan khas aceh seperti asan sunti, kerupuk meulinjo,  cabe halus, kunyit, ikan asin, dll rempah khas aceh. Bahkan hampir  46 kg bagasi dipenuhi dengan stok makanan dan persiapan baju musim dingin. 

Jika saat tinggal di malaysia sangat mudah mencari menu makanan halal namun tidak dengan kondisi pasar di jerman. Di jerman sangatlah susah membedakan makanan halal dan haram. Karena itu dalam membeli makanan kita harus selektif dalam melihat komposisi bahan yang digunakan yang biasanaya tercantum dalam kemasan makanan. Saya sangat bersyukur lingkungan rumah saya banyak terdapat toko-toko turki sehingga dapat mempermudah  saya dalam membeli produk-produk  makanan dan daging halal, biasanya toko turki selalu mencantumkan sertifikat halal pada daging yang di jual. 

Dalam keseharian menemani suami dirantau orang aktivitas saya tentu saja  sebagai ibu rumah tangga, namun disela-sela   kekosongan waktu saya mamfaatkan  dengan  membaca di perpustakaan Universitat Duisburg-essen. Banyak koleksi buku yang dapat dijadikan sebagai referensi.  Karena saya hobby menulis cerpen, artikel dan puisi, sebuah ruangan lantai bawah disamping di perpustakaan menjadi tempat mangkal rutin harian saya untuk mengetik dan melayari internet .

Biasanya setelah  mengemas rumah, pagi-pagi sekali saya dan suami akan berangkat kekampus dengan mengunakan bus, jarak tempuh antara kampus dengan rumah yang berlokasi di Grunewald strase dalam  waktu 20 menit, karana itu saya dan suami selalu membawa bekal  nasi untuk makan siang hari agar dapat menghemat  waktu sekaligus untuk menghemat uang. Jika suami turun di fakulti teknih di stasion Uni nord / lotharstrase maka saya akan turun di perpustakaan  di stasion universitat yang jarak antara kedua lokasi tersebut hanya 5 menit jalan kaki. Pada saat jadwal shalat zuhur suami akan menyusul saya pula  keperpustakaan karena disana terdapat sebuah mushalla kecil diruang bawah tanah dan disana pula kami akan makan siang bersama. Setelah selanjutnya kembali melakukan aktivitas masing-masing yaitu suami kembali sibuk dengan jadwal kampus dan saya kembali tenggelam dalam naskah-naskah cerpen yang sedang saya ketik.


Allhamdulillah di Muat lagiSemoga berrmanfaat untuk pembaca


Satu hal yang tak terlupakan dalam ingatan, ketika saya sedang asyik mengetik di sebuah ruangan perpustakaan Universitat duissbur-essen, saya dikejutkan oleh kehadiran seorang gadis cantik, dengan kulit putih bersih kemerahan, sekilas terlihat seperti gadis jerman. Dengan mengunakan bahasa jerman yang kental Gadis itu meminta izin mengunakan laptop saya selama 5 menit,  karena ia tak bawa laptop dan hpnya tak dapat online internet. Meski dengan modal bahasa jerman yang pas-pasan, saya dapat  mengerti maksud pembicaraannya tersebut. Dari raut wajahnya saya dapat yakin bahwa niatnya baik, lagipula ini masih dalam lingkungan kampus sehingga tak ada yang perlu saya risaukan. Saya biarkan saja ia duduk dikursi samping saya sambil mengutak-atik laptop milik saya. Namun satu yang tak saya pahami, diantara ramai orang disana kenapa laptop saya yang dipinjam,  saya perhatikan tangan letiknya yang mulai mengetik sebuah alamat web,  saya perhatikan wajahnya yang begitu teduh, gadis tampa tudung itu begitu bersahaja, sekilas lalu saya lirik alamat google yang dicarinya karena penasaran, ternyata dia sedang mencari jadwal shalat dan arah kiblat di duissburg yang terdapat dalam web http://www.namazvakitleri.org/Duisburg-Gebetszeiten. Subhannallah ternyata gadis ini beragama islam dan dia begitu tepat waktu dalam menjaga shalatnya meski diantara kesibukkan aktifitas kampus, sedikitpun ia tak terpengaruh dengan bebasnya kehidupan eropa. kini baru saya pahami kenapa ia memilih mengunakan laptop saya.  Karena dalam ruangan saat itu hanya saya satu-satunya wanita yang bertudung, sehingga dia yakin kalau saya beragama islam. pertemuan singkat itu begitu teruja, kami begitu jadi sangat akrab seperti dua saudara yang kembali bertemu setelah berpisah lama. Iya saudara seislam pikir saya saat itu. dari perkenalan singkat itu saya dapat tahu gadis berhidung mancung dan berambut panjang keemasan itu bernama “Amal”  dan berasal dari maroko. Setelah melihat jadwal shalat gadis itupun segera pamit pada saya untuk bergegas menuju kesebuah mushalla kecil tempat biasa saya dan suami shalat bila sedang berada dikampus. Gadis ini memang sangat bersahaja. Saat itu saya berpikir  mungkin tak susah untuk bertemu gadis itu lagi, saat jadwal shalat mungkin dia akan selalu ada disebuah ruangan kecil bawah tanah yang ada di pustaka. 

Pertemuan sesaat dengan gadis maroko ini memberikan pelajaran terdalam untuk saya  agar senantiasa shalat tepat waktu meski dalam keadaan sesibuk apapun. Tiada aktivitas yang lebih berarti selain menjaga ketepatan waktu shalat. Jika kita sering merasa takut bila lewat waktu semenit saja jika dipanggil atasan, lalu kenapa kita tidak merasa takut bila semenit saja terlewati perjumpaan dengan yang Maha kuasa.  Saya sangat teruja melihat akhlak gadis maroko ini yang tetap terjaga dan santun meski berada dalam bebasnya kehidupan eropa. Dan saya juga yakin diluar sana masih banyak gadis muslimah lainnya terutama gadis-gadis aceh  yang tetap terjaga akhlaknya meski diberi kesempatan untuk menuntut ilmu dinegeri eropa. Semoga pertemuan saya hari ini dengan gadis maroko menjadi awal untuk kami agar dapat terus bersahabat dan saling mengingatkan dalam beribadah pada Allah SWT.



                                                                                                    Duisburg,  November 2012



NB :
cerita ini telah di publikasi di Media Massa Serambi Indonesia  edisi senin 12 November 2012



12 komentar:

  1. di kampus di sana sudah ada mushola ya Mbak? subhanallah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ada mushalla kecil dibawah tanah, hehehe

      Hapus
  2. tidak ada yang tidka mungkin ya semua karena Allah. bersyukur banget berkesmpatan kesana ya, aku belum pernah :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allhamdulillah saya diberi kesempatan untu merasakan kehidupan negara lain. terima kasih karena telah mampir blog lisa

      Hapus
  3. Wah Kak Lisa beruntung sekali ya bisa tinggal dan menikmati kegiatan beraktifitas di perpustakaan sana.. Pasti adem, tenang dan memberi banyak inspirasi untuk menulis.

    Terharu membaca tulisanmu ini kak... benar sekali, bertemu teman seiman, tak peduli darimana dia berasal, langsung mampu mendekatkan ya kak... trims sharingnya. :)

    Sekarang masih di Germany kah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allhamdulillah saya dapat merasakan kehidupan Di jerman, selain dapat menamnbah ilmu juga dapat bertambah silahturrahmi. iya skrg saya masih di jerman. terima kasih telah berkunjung ke blog.

      Hapus
  4. wah, pengalaman nomaden nya banyak bgt y mbak.. :D,
    salam kenal ya... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga. makasih kunjungannya, hehehe..........:)

      Hapus
  5. Cerita mba tentang Jerman bikin teringat lagi pelajaran Bahasa Jerman di SMA dulu. wie gehen sie? (bener gak sih? dah lupa nih mba.., hehe)
    aufwidersein
    *lupalupalupalupalupalagikuncinya*

    BalasHapus
    Balasan
    1. buka google translate lagi klo lup.......:D)
      makasih ya sudah mampir

      Hapus
  6. Salam knel Mba.
    Pengalaman yang mengasyikan, dan jarang orang dapat berkesempatan untuk merasakan seperti Mba Lisa. Terutama selalu terjaga dan dipertemukan dengan saudara seiman dinegeri orang.

    Sukses selalu
    Salam Wisata

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga, terima kasih krn sudah mampir.
      Allhamdulillah, inilah salah satu anugrah dari Allah untuk saya, semoga saya selalu di lindungi di jalan-NYA

      Hapus


Jangan lupa masukannya untuk perbaikan tulisan di masa yang akan datang.

oya semua foto-foto di sini punya saya pribadi, bagi sahabat yang ingin share foto-foto atau tulisan dalam blog ini, boleh saja tapi jangan lupa bagi tahu saya dulu sekalian nulis source.

Terima kasih karena telah mampir ( * _* )