Coretan pena

Jumat, 22 Februari 2013

Kenangan Yang tak Terlupakan




                                                                                                  Oleh : Lisa Tjut Ali



                       
Saya anak ketiga dari empat bersaudara. Terlahir dari keluarga yang berdarah Aceh.   Meski Saya dibesarkan dalam keluarga yang ekonomi papasan dan hidup sangat sederhana, namun orang tua saya sangat memprioritaskan pendidikan bagi anak-anaknya. Bagi orang tua saya, masa depan dapat diperbaiki dengan pendidikan dan ilmu. orang tua saya selalu mengiginkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari dirinya agar dapat mengapai kehidupan yang lebih baik, tak heran jika sejak kecil sampai sekarang Saya mendapatkan pendidikan yang baik berkat dukungan dari keluarga. Begitu banyak pengalaman saat perjuangan sekolah dulu, ada kisah suka maupun duka semua kini terukir sebagai kenangan terindah yang tak akan terlupakan sampai kapan pun.  Iseng-iseng saya buka laci lemari buku. Di sana masih tersimpan rapi diari muslimah teratai biru berisikan memori-memori yang saya jalani. Lama juga Saya tak membacanya. Saya coba buka lembaran awal. Saya bacakan setiap lembarannya seakan-akan Saya kembali ke masa silam.


Masa-Masa Ingusan Dan Belajar Dibangku TK Pemda Bersama Ibu

Ketika berumur 5 tahun orang tua memasukan Saya kesekolah taman kanak-kanak Pemda Aceh yang letaknya tidak jauh dari rumah. Kenangan saat di sekolah TK sangat banyak. Setiap pagi ibu selalu mengantar saya ke TK bahkan tak jarang selalu duduk di samping hingga selesai sekolah. Saat TK Saya sangat penakut dan selalu menangis jika ditinggal ibu, alhasil ibu selalu ikut sekolah TK juga bersama Saya.

Guru kegemaran saya saat sekolah Tk adalah bu Linda. Beliau menurut saya adalah guru yang terbaik dan lembut, sehingga Saya hanya mau diajak bermain dan belajar didampingi bu Linda. Bahkan begitu diantar ibu di pintu gerbang TK, Saya akan masuk jika ditunggu bu linda, dan Saya baru mau pulang jika sudah berebutan berjabat tangan dengan beliau. Saya hanya mau ke kamar kecil jika didampingi beliau. Pernah suatu kali Saya ngompol di celana menahan pipis karena menunggu bu Linda, padahal saat itu tidak ada bu Linda dan Saya tidak mau ditemani guru yang lain. Saat sudah menjadi rutinitas saat tiba masa istirahat setiap anak-anak mengumpulkan sepotong kue secara sukarela untuk dibagikan kepada para guru atau teman-teman yang tidak bawa kue. setiap pagi Saya selalu membawa kue lebih untuk dikumpulkan, dari tempat duduk Saya akan memperhatikan apakah bu Linda ada mengambil kue pemberian saya. Saya akan cemberut bahkan tak jarang menangis jika kebetulan hari itu bu Linda tidak mengambil atau makan kue dari saya.

Masa-masa bermain dan belajar dibangku SD Negeri 23 

Setelah 2 tahun di TK Pemda, Saya melanjutkan sekolah di SD negeri 23 Banda Aceh.  Pada awal sekolah di SD Saya juga masih diantar ibu, bahkan sampai sebulan ibu menemani saya sekolah, lama-kelamaan Saya baru berani sekolah tanpa ditemani ibu. Jarak antara sekolah dengan rumahpun tidak terlalu jauh, sehingga setiap hari Saya bersama dengan teman-teman ke sekolah dengan berjalan kaki. Saat SD, Saya memiliki banyak teman, kemana saja selalu kami lakukan secara berkumpulan. Kalau sudah berkumpul, banyak hal konyol yang kami lakukan bersama, maklum dalam kumpulan kami terdiri dari beberapa teman yang memiliki sifat yang beragam, ada teman yang pintar, ada yang lucu, ada yang unik bahkan ada teman yang rada nakal dan usil, pokok nya banyak hal konyol dan sedikit nakal yang kami lakukan. 

Hal yang tak terlupakan saat Saya SD dulu adalah saat pulang sekolah. Karena kami pulang kesekolah secara berkumpulan, tak jarang kumpulan saya sering buat ulah dengan kumpulan lain yang biasanya dari sekolah lain, maklum di komplek sekolah saya terdiri dari 3 sekolah yaitu SDN 23, SDN 41 dan SDN 12. Pulang sekolah hal ternakal kami buat adalah menjahilin teman lain sehingga tak jarang serang menyerang sering terjadi. Alhasil kami pulang sambil kejar-kejaran. Saat itu Saya ikut-ikutan teman, maklum masih kecil belum terlalu tahu mana yang baik dan yang tak baik. Namun meski kami kumpulan yang usil, kami tidak pernah bolos sekolah. Saya juga masih ingat, kalau pulang sekolah Saya juga sering terlambat karena asyik menangkap ikan laga diparit-parit, maklum perjalanan sekolah melalui banyak rawa dan parit,  saat itu jalan belum banyak teraspal,  sehingga tak jarang Saya selalu pulang sekolah dengan baju dan sepatu yang berlumpur.   

Hal yang ternakal yang pernah Saya buat dengan teman-teman adalah saat jajan di kantin. Saat lonceng istirahat berbunyi, biasanya para pelajar secara beramai-ramai menyerbu kantin. Saat itu penjual hanya satu orang sementara pelajar yang jajan puluhan sehingga yang terlihat hanya tangan-tangan mungil aja yang minta uang kembalian yang disertai suara bising nyebutin jumlah makanan yang dibeli. Saat itu teman saya yang rada nakal dan usil bikin aksi konyol yang jelas sifatnya ini nggak boleh ditiru dan merugikan penjual. Teman saya saat itu beli kue tanpa membayar dan yang lebih konyol minta uang kembalian. Kami semua pun yang saat itu belum ngerti arti dosa sempat beberapa kali ikut-ikutan. Tapi seiring dengan  naiknya kelas dan bertambahnya umur serta sudah tahu arti baik buruk, kegilaan itu pun kami tinggalkan. Kini jika Saya jumpa teman-teman dan ingat kekonyolan dulu sungguh memalukan dan nyaris mengundang tawa. memang masa sekolah banyak hal yang tak terlupakan. 

 Kami juga sangat suka makan mie instan mentah yang diberi bumbu (sarimi, indomie, pokoknya asal mie semua kami lahap). Biasanya para pelajar putri membawa mie dari rumah dan waktu istirahat tiba kami makan mie sambil pamer ke pelajar  putra. Bisa dikatakan mie jurus jitu untuk memikat pelajar putra. Kebiasaan masa kecil dulu, pelajar putra sangat suka makan mie tapi mereka tidak mau membawa atau membelinya, mereka lebih suka meminta-minta sambil antri menandah tangan pada pelajar putri. Nah kesempatan ini dimanfaatkan pula oleh pelajar putri untuk memikat pelajar putra idola mereka, tak terkecuali saya yang saat itu juga punya idola tersendiri. Saat kecil dulu terutama masa-masa SD tidak ada istilah pacaran, paling hanya suka-sukaan saja yang  sekali- sekali disertai lirik-lirikan jarak jauh sambil tersenyum sipu  malu-malu kucing.  

Ketika kelas lima, Saya dan kumpulan  sangat fans dengan artis remaja yang macho-macho dan cantik sehingga sudah jadi kebanggaan di antara kami ngirim surat sahabat pena dengan artis, dan siapa yang dapat balasan surat dengan tanda tangan dan foto si artis merupakan yang paling top. Saat itu Saya pun ikut-ikutan kirim surat sahabat pena, banyak balasan surat yang Saya koleksi saat kecil. Saat SD dulu Saya juga teringat pernah diberi hukuman berdiri depan kelas dengan kaki satu, lalu kami baru diijinkan duduk setelah dijewer telinga satu persatu. Kesalahan yang kami lakukan saat itu adalah mengejek ibu tiri teman saya. Saat itu salah satu orang tua teman saya poligami, ia kurang senang kalau orang tuanya nikah lagi, rumah ibu tirinya dekat dengan sekolah kami, sehingga saat pergi sekolah kami melintasi rumah ibu tirinya. Saat melihat ibu tirinya, teman saya mengejeknya dan kami semuapun ikut-ikutan mengejek. Orang tuanya pun melapor ulah kami ke dewan guru, kebetulan saat itu kami sedang pelajaran agama, alhasil kami sekelas disetrap depan kelas.  

Bagi kami pelajar putri yang tak terlupakan adalah saat kelas enam SD. Saat itu Saya dan beberapa teman mendapatkan mentruasi pertama. Karena masih kecil dan belum mengerti, Saya jadi ketakutan dan tak jarang diledek pelajar putra dengan sebutan bendera jepang. Seragam sekolah saya selain mengunakan rok merah juga mengunakan rok berwarna putih sehingga bila mentruasi tembus maka mirip seperti bendera jepang. Selain kisah di atas, Saya juga punya kisah sedih,  karena Saya sadar dari keluarga yang sederhana, maka Saya terbiasa hidup hemat, tak jarang Saya menyisakan setiap uang jajan pemberian ibu untuk membeli barang-barang impian. Saat itu Saya yang masih lugu setiap hari menabung untuk membeli adik, karena Saya ingin sekali punya adik seperti teman-teman yang lain. Dulu saat Saya minta seorang adik, ibu selalu bilang belum ada uang, makanya Saya selalu menabung. Allhamdulillah cita-cita Saya tercapai, tidak lama kemudian Saya mempunyai seorang adik laki-laki meski tabungan tetap utuh.  Saya sangat sayang dengan adik, mulai hari itu Saya selalu pulang cepat agar dapat menjaga adik. Saya tidak lagi mencari ikan laga seperti dulu. Bahkan teman-teman pun tidak lagi mencari ikan laga, mereka ikut bermain ke rumah melihat adik saya.

 Saya juga pernah merasakan ke sekolah dengan sepatu yang koyak, bahkan tak jarang Saya menjahit sendiri ujung sepatu yang koyak agar bisa sekolah. Sebenarnya orang tua selalu menuruti keinginan saya, namun karena gaji orang tua saya papasan, Saya merasa kasihan saja jika memberitahu orang tua bahwa sepatu sudah koyak. Sepatu memang cepat koyak karena setiap hari Saya jalan kaki ke sekolah dengan melintasi jalan yang penuh parit dan rawa, berbeda dengan sebagian teman-teman saya yang kesekolah selalu diantar dengan mobil. Sebenarnya masih banyak kenangan saat SD dulu  namun  terlalu panjang untuk diurai satu persatu.  

Namun satu hal yang membuat saya menangis atau jengkel yaitu ketika main lompat tali diganggu oleh pelajar putra. Pelajar putra biasanya tidak main lompat tali tetapi mereka akan mengelilingi tempat pelajar putri main lompat tali, hobi pelajar putra adalah mengusilin atau menyorak pelajar putri yang sedang lompat tali dan tiba-tiba jatuh hingga rok terangkat. Moment ini dijadikan kelucuan bagi pelajar putra, sementara bagi pelajar putri ini suatu hal yang memalukan. 

Masa-masa persahabatan dan belajar dibangku SMP Negeri 17

Lulus dari SD Negeri 23 Saya melanjukan sekolah di SMP Negeri 17 Banda Aceh.  Saya memilih sekolah SMP Negeri 17 karena alasan jaraknya yang dekat dengan rumah  sehingga  bisa kesekolah dengan jalan kaki dengan begitu Saya bisa hemat uang transportasi.  SMP Negeri 17 ternyata SMP kejuruan. Di SMP ada dua jurusan, yang pertama jurusan tata niaga belajar tentang perkomputeran, perkantoran dan surat menyurat kayak ekonomi. Sedangkan yang kedua jurusan tata boga yang meliputi bidang jahit-menjahit dan memasak.  Saya memilih jurusan yang kedua karena Saya hobi makan jadi pilih bidang memasak meskipun saya kurang hobi menjahit.   

Di SMP ini belajar pelajaran umum sama seperti sekolah lainnya. Hanya seminggu sekali ada pelajaran khusus memasak dan menjahit. Saya sangat suka bila giliran praktek memasak namun sangat kesal bila giliran praktek menjahit. Saya sangat suka jika giliran praktek masak karena setiap pelajar dapat menikmati hasil masakannya sendiri dan kumpulan lain. 

Satu hal yang tak terlupakan saat praktek memasak, waktu itu Saya satu kumpulan dengan teman yang hobi makan dan badannya super gemuk. Saat praktek memasak kue coklat kacang berlangsung, teman yang hobi makan tersebut menyimpan segengam kacang dalam kantong celemek bajunya, dan Saya dengan beberapa teman yang lain pun ikutan nyeludup kacang kekantong baju, tanpa diketahui guru secara sembunyi-sembunyi kami memakan kacang tersebut, guru saya pun heran kenapa kacang semakin berkurang. Lalu guru tata boga saya menyuruh Saya dan teman-teman untuk mengambil lagi kacang yang tersimpan dilaci bawah, ketika teman saya menundukkan kepalanya untuk membuka laci bawah, semua kacang dalam kantongnya pun berserakkan jatuh ke lantai. Guru tata boga kami pun spontan terkejut dan marah melihat ulah jahil kami yang menyimpan dan nyeludup kacang tanpa sepengetahuannya. Alhasil hari itu kami ditugaskan mempraktek semua resep makanan tanpa diizinkan memcicipi hasilnya, tragis dan menyedihkan sekali,  bukan saja selera yang tertahan tapi liur rasa mau membludak karena tidak dapat mencicipi kue coklat kacang buatan sendiri. 

Meski saat SMP Saya sebagai ketua kelas namun sifat usil tetap saja saya lakukan dengan teman-teman. Meski kumpulan saya terkenal usil namun tak mempengaruhi nilai rapor saya. Saya selalu mendapat rangking 1 sampai 3 bahkan Saya terpilih sebagai penerima beasiswa untuk melanjutkan SMU.

Masa-masa mengukir kekonyolan dan belajar di bangku SMU Negeri 4

Tamat dari SMP Saya lulus dengan NEM yang memuaskan sehingga dapat diterima di SMU NEGERI 4 Lampineung Banda Aceh yang merupakan salah satu SMUN terbaik dan terfavorit di kota saya. Saya sangat beruntung dapat sekolah di SMUN 4 karena tidak mudah masuk ke sekolah tersebut. Selain saingannya banyak juga harus melalui seleksi yang super ketat. Saya bersyukur dapat lulus murni dengan usaha belajar yang telah saya siapkan jauh-jauh hari. Saat masuk SMU Saya mulai memakai jilbab, saat itu tidak banyak pelajar putri yang mengunakan jilbab di Aceh, karena di Aceh saat itu belum diperlakukan Sayakan syariat Islam seperti sekarang ini. 

Saat kenaikan kelas Saya memilih jurusan IPS karena Saya suka pelajaran sosial terutama pelajaran ekonomi. Saat itu banyak teman-teman dan guru-guru yang menyarankan untuk mengambil jurusan IPA, tapi Saya menolaknya karena Saya merasa lebih berbakat di bidang IPS. Di kelas IPS Saya mendapatkan teman yang begitu sangat menakjubkan. Di kelas IPS inilah Saya menemukan kenangan terindah yang takkan terlupa sampai kapanpun. Saya  merasakan kebersamaan dan kekompakkan yang sangat melekat walaupun bisa dibilang kelas kami adalah kelas yang sangat terkenal sebagai kelas  pemberontak dan pembangkang, namun sangat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler bahkan banyak prestasi yang diukir mewakili kelas IPS.

Kadangkala kami pernah bolos sekelas karena bosan belajar, bahkan kami sekelas pernah tidak mengerjakan tugas dan ribut saat ada guru yang tidak masuk.  Kami juga pernah permisi  pura-pura ke kamar mandi tapi malah berlama-lama dan nongkrong di kantin saat pelajaran berlangsung. Yang lebih gilanya kami sekelas pernah membuat usil guru praktek yang masuk ke kelas untuk mengajar. Sehingga guru tersebut menjadi nangis dan trauma masuk ke kelas IPS. Bukan kelas IPS namanya jika pelajarnya tidak konyol, namun yang buat Saya salut  bahkan guru-guru pun ikut salut, kami selain konyol namun juga kompak dan setia kawan. Siapa saja teman yang tak punya uang atau sakit pasti kami kunjungi dan membantu kesulitannya, bahkan kalau ada guru yang perlu bantuan, kelas IPS selalu siap banting tulang. Kalau ada gotong royong disekolah kami lah barisan terdepan, begitu juga saat menaikan bendera setiap hari senin, kelas IPS lah top nya.  Kalau perlombaan band atau menari kelas IPS juga jempolnya.

Kekompakkan bukan saja saat beraksi konyol tapi kami juga kompak dalam belajar, jika ada tugas yang tidak dapat kami selesaikan maka kami akan menyelesaikan secara kumpulan, bahkan nyoktek–menyontek pun menjadi sasaran terakhir. Pernah suatu kali kami mendapat tugas yang sangat sukar, meski telah dikerjakan secara kumpulan, alternative terakhir tugas tersebut dikerjakan oleh seorang teman yang terkenal super pintar, pagi harinya kami semua datang sekolah awal-awal agar dapat menyalin jawaban yang telah dikerjakan teman kami tersebut.  

Satu kebiasaan usil yang dibuat oleh pelajar putra yang bikin pelajar putri kesal yaitu ketika pelajaran olah raga, semua pelajar diharuskan menganti baju seragam sekolah dengan baju seragam olahraga. Pada saat menganti baju olahraga, baju seragam sekolah kami letakkan di atas kursi atau meja masing-masing. Nah pada saat olahraga berlangsung, pelajar putra dengan iseng mengantikan atau menukar posisi baju antara teman yang satu dengan teman yang lain sehingga begitu selesai olahraga saat kami mengenakan kembali baju seragam sekolah maka kami bertukaran baju. Kami pelajar putri hanya bisa kecegesan karena malu lihat baju bertuliskan simbul nama masing-masing telah tertukar sehingga kami mesti tukar baju semula, tentu saja dalam hal ini kami pelajar putri tidak tinggal diam, kami kembali melakukan pembalasan minggu depan dengan menukar celana panjang milik pelajar putra, yang lucunya saat celana panjang mereka kami tukar jauh lebih heboh karena tidak dapat dipastikan milik siapa sebab tidak ada tertera nama. Saat itu kami sengaja tukar celana teman yang berkaki pendek kami tukar dengan teman yang berkaki panjang sehingga kehebohan lebih dahsyat mereka alami.

Meski pelajar putra suka mengusilin pelajar putri, namun mereka begitu kompak dan setia kawan dalam membela pelajar putri dari sekolah atau sekelas dengan mereka. Pernah suatu kali kami pelajar putri diusilin oleh pelajar putra dari sekolah lain, maka pelajar putra dari sekolah kami dengan kompak menyerang dan bergaduh dengan pelajar sekolah tersebut hanya semata-mata mempertahankan marwah kami pelajar putri, bahkan pelajar putra sering juga menceramahi kami agar berpakaian dan bertingkah laku yang baik agar tidak diganggu. Saat itu kami merasakan betapa solidaritasnya kami sekelas meski sering buat usil. Kami kompakan bukan saja dengan teman sekelas bahkan kami kompak dengan seluruh teman sekolah bahkan dengan kakak atau adik letting kami saling kenal dan saling membantu. Saat tiba kenaikan kelas, kakak atau abang letting akan meminjamkan buku pelajaran mereka untuk kami yang kurang mampu dari segi keuangan, bagi kami yang tidak kebagian buku maka kami akan tukaran berdasar giliran jadwal roster. Saya dan teman sekelas belajar ekonomi pada hari selasa jam 10 dan geografi jam 8, maka kami tukaran buku dengan  kelas yang lain yang roster ekonomi pada hari selasa juga namun pada jam 8 dan geografi jam 10, kami saling meminjami dan tukaran buku. Hal itu terus berlangsung hingga tamat sekolah, sehingga semua pelajar baik kaya atau miskin semua punya buku.

Jika ada teman yang ultah, menepung tawar atau memecahkan telur keseluruh badan merupakan Satu hal yang selalu menjadi tradisi turun temurun bagi kami sekelas pelajar IPS,  sebuah hadiah indah selalu terselip dari teman-teman yang diakhiri dengan acara traiktir mentraktir dari yang ultah. 

Ketika lulus sekolah, tradisi mengumpulkan baju seragam yang masih layak dipakai untuk disumbangkan sudah menjadi tradisi, dan coret-mencoret tanda tangan ke baju teman sebagai kenangan terakhir juga tak lupa kami lakukan sambil berkonvoi ramai-ramai keliling kota. Ada tangis dan ada bahagia, saling memotivasi untuk melangkah kedepan melanjutkan cita-cita dengan meninggalkan masa kekonyolan dengan tak melupakan kenangan indahnya.

            Masa –masa mengenal arti tanggung jawab dan belajar di kampus hijau
 
Lulus dari SMUN 4 Saya melanjutkan studi ke FKIP Ekonomi Unyiah. Begitu banyak memori yang terukir di kampus Unsyiah, namun berbeda dengan masa-masa sekolah dulu. Ketika di kampus prilaku dan pola piker saya mulai dewasa, kata teman-teman Saya sudah punya sisi kelembutan seorang wanita, tidak seperti masa remaja dulu yang penuh dengan kekonyolan, kini Saya sudah mulai faham arti tanggung jawab yang sebenarnya. Walaupun kekonyolan itu tetap saja terukir dan terulang jika sekali waktu bertemu dan berkumpul dengan rakan-rakan sekolah dulu. Di kampus unsyiah Saya banyak menghabiskan hari dengan belajar dan aktif dikegiatan kampus.

Akhir 2005

Tepatnya November 2005 saya bergelar istri. Saat itu Saya dilamar oleh seorang pria yang sekarang menjadi suami terbaik untuk saya. Pertama kali bertemu dengannya saat kami sama - sama satu organisasi ukm  BSPD unsyiah yaitu Mai 2002 . Tetapi  saya baru menyadari kehadirannya  11 Agustus 2002. Dalam diam ia mencintai saya dan saya mulai mengaguminya. Tanpa kata terucap ia ukir nama saya dihatinya. Dapat terlihat jelas ketulusan cinta dihatinya melalui sinaran matanya yang jujur tanpa kebohongan. Tiga tahun kemudian kami menikah yaitu tepatnya 11 November 2005, dan saya pun resmi jadi pendamping hidupnya.  Saya menjadi suri rumah dan mulai saat itu pikiran dan hati kami menyatu untuk melanjutkan dan meraih masa depan yang lebih baik.  Saat suami melamar saya, usia kami masih sangat muda. Saya tak pernah kesal atau menyesal karena kawin muda. Saat itu Saya berusia 23 tahun dan suamiku 25 tahun, sama dengan usia Nabi Muhammad saw ketika menikah. Saya dan suami sama-sama masih kuliah. Kami belum mempunyai pekerjaan dan pendapatan. Suami mengajak saya menikah karena ingin menyempurnakan agama dan ia yakin rezki itu akan datang jika kita berusaha. Pernikahan bukanlah suatu halangan untuk mengapai kesuksessan. 

Awalnya Saya memang merasa ragu untuk memutuskan menikah muda, belum selesai kuliah dan belum punya pendapatan. Tapi setelah berbincang dengan suami akhirnya Saya merasa  yakin untuk mengambil keputusan menikah. Dengan menikah Saya yakin rezki akan lebih mudah dan melanjutkan kuliah lebih termotivasi. Ketika kami mengutarakan niat untuk menikah, orang tua awalnya merasa ragu tapi setelah mendengar penjelasan kami dan melihat ketulusan kami, akhirnya hati orang tua Saya luluh dan merestui pernikahan kami. Pernikahan kami pun berlangsung secara sederhana dan islami dengan mendapat restu dari kedua belah pihak.

Saya bersyukur dengan apa yang Tuhan karuniakan pada hari ini, Saya bahagia menjadi seorang istri. Memang setelah menikah tanggung jawab yang kita emban semakin bertambah, tapi Saya justru senang karena suami seorang yang berfikiran terbuka, matang dan  pengertian. Jadi Saya tak pernah merasa terbebani, malah hari-hari yang saya lalui semakin bermakna bila ada suami di sisi. Ia selalu menjadi imam di dalam shalat dan mengarahkan bila Saya khilaf.

Setelah menikah, maka tanggung jawab kami berdua semakin bertambah namun begitu kami tetap melanjutkan kuliah setelah menikah. Allhamdulillah, atas motivasi dari suami Saya dapat menyelesaikan studi begitu juga dengan suami. Kesulitan demi kesulitan terus kami alami meskipun telah menyelesaikan studi. Seiring dengan berjalannya waktu maka kebutuhan hidup kami semakin bertambah sementara kami tidak punya pendapatan tetap. Untuk memenuhi kebutuhan hidup Saya dan suami bekerja sebagai guru bakti dengan pendapatan yang tidak mencukupi. Saya bersyukur mempunyai orang tua yang pengertian akan kesusahan kami, sehingga kami masih diizinkan tinggal dengan orang tua, malah kebutuhan sehari-hari masih dibantu oleh orang tua. Yang paling membuat saya terharu ialah saat menyambut hari raya pertama diawal pernikahan. Jangankan untuk membeli baju baru, untuk membeli daging di hari meugang saja kami tak mampu. Padahal sudah menjadi kebiasaan orang Aceh bila bulan Ramadhan pertama dan akhir membeli daging meugang


Akhirnya 21 November 2005 Saya Wisuda


Terima Kasih untuk semua yang telah hadir dalam hidup saya. 
Keluarga, Guru, Suami, Teman, Sahabat  adalah yang terindah
 dalam hidup saya. Allhamdulillah


Dua Anugrah terindah dari Allah 
pada bulan dan tahun yang sama 
" Pernikahan dan Wisuda "



Awal  2006

Saya dan suami mulai bekerja keras untuk menambah penghasilan. Apa saja pekerjaan halal kami lakukan untuk mencari sesuap nasi. Pagi-pagi sekali kami telah mendaki pergunungan dengan sepeda motor pinjaman ayah saya untuk pergi mengajar di sebuah sekolah agama. Suami mengajar matematika dan Saya mengajar ekonomi, sepulang mengajar kami pun masih mencari kerja sampingan untuk menambah pendapatan. Media massa (koran) merupakan santapan kami sehari-hari untuk mencari lowongan kerja.

”Habib........coba lihat di sini ada lowongan kerja” ujar saya sambil menyerahkan koran yang memuat iklan lowongan kerja yang bertuliskan dibuka tes CPNS di perguruan tinggi negeri.
”Lowongan dosen habib di PTN” ujar saya lagi meyakinkan suami.
”Habib coba ikutan ya” saran saya semangat, yang ditanya malah diam saja sambil membaca persyaratan yang diminta.
”Kesempatannya tipis kali, hanya dua orang yang dibutuhkan” sahut suami nyerah saat membaca persyaratan.
”Coba aja dulu, kalau memang rezki biar satu orang yang diminta pasti tetap lulus tapi kalau memang nggak ada rezki biar diminta ribuan orang tetap aja nggak lulus” saya memberi semangat untuk suami.

Detik itu juga kami menyiapkan semua persyaratan karena batas waktu penutupan tinggal satu hari lagi. Begitu besar keyakinan suami hingga siang dan malam dihabiskan untuk belajar agar lulus tes CPNS dosen.

Akhir  2006

Malam itu kami mendapat kabar dari salah seorang teman suami. Dia mengabari suami bahawa suami lulus sebagai dosen. Terasa hati tak percaya, malam itu juga meski sudah pukul dua malam kami menuju ke kampus tempat ditempelnya pengumuman peserta yang lulus dosen di PTN. Padahal jarak tempuh antara kampus dan rumah lumayan jauh. Allhamdulillah nama suami tertera di sana. Sungguh kami sangat bersyukur atas anugerah ini. Semua seakan seperti mimpi. Kami hanya diam terpaku menatap papan pengumuman itu sambil hati tak henti bertasbih syukur. Kami saling berpandangan lama. Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut kami hanya butiran mutiara bening yang terus mengalir membentuk aliran sungai kecil di kedua pipi kami yang makin lama airnya terasa hangat hingga kami dikejutkan oleh asinnya air yang mulai bermuara ke mulut kami. kami tak mampu bicara lagi tapi Saya yakin hati kami mengatakan hal yang sama

”Inilah rizki itu, rizki dari doa, usaha, dan kesabaran selama ini”

Tahun 2008

Setelah suami resmi menjadi PNS 100%, karirnya sebagai dosen pun semakin berkembang. Saya dan suami pun mendapat beasiswa dan tugas belajar untuk melanjutkan studi S2. Kami memilih  Kuala Lumpur sebagai tempat kami melanjutkan studi karena selain lebih dekat dengan Indonesia (agar lebih mudah dalam mengunjungi orang tua di Aceh) juga karena faktor penduduk Melayu dominan Islam sehingga mudah mencari makanan halal. Kesempatan belajar ini tak kami sia-siakan, karena ini adalah cita-cita kami sejak dahulu.

Tahun 2010

Suka dan duka kami jalani kehidupan di perantauan orang, jauh dari sanak saudara, menyimpan rindu pada orang tua dan tanah air demi menyelesaikan pendidikan. Tidak mudah hidup di negeri orang namun berkat perjuangan yang keras dengan melalui segala halangan  dan rintangan kami mencoba menyelesaikan studi dengan saling memotivasi. Allhamdulillah akhirnya studi S2 saya dan suami dapat selesai sekalian pada tahun yang sama. 


Jika mereka punya mobil mewah, maka saya punya dia,  
dia  adalah yang setia menemani Saya dan Suami Ke Kampus, 
dalam hujan dan terik matahari pun dia setia menemani, 
walau kadang pernah merengek dan gambek  " mogok " 
 karena kehabisan minyak, bahkan dia pernah merajuk
 tak mau mendaki jalan-jalan kampus yang berbukit,
 tapi saya tetap sayang dia dan dia selalu setia dengan saya



         Oktober 2012 hingga sekarang  kami kembali merantau ke Jerman karena suami sambung studi S3 di UDE. Perjuangan baru meraih Cita dan Cinta pun kembali bersemi.

Semoga kenangan ini selalu terukir menjadi sebuah pengalaman yang terindah dan yang tak terlupakan. Dan tak pernah saya pungkiri bahwa Saya hari ini karena pelajaran berharga dari masa lalu, tanpa masa lalu Saya tidak mungkin dapat seperti sekarang. Terima kasih untuk guru saya, terima kasih untuk keluarga saya, dan terima kasih untuk semua teman-teman yang pernah ada di masa lalu saya,  karena telah mengajarkan saya arti cinta, suka, duka, kekonyolan, kebersamaan, hingga Saya tahu arti tanggung jawab.

Terima kasih Yaa Allah atas cinta dan cita ini, karena ketulusan cinta pada-MU
Akhirnya cinta dan cita kami  teridhai
Bahagiakan kami selalu di jalanmu Yaa Allah
Jauhkan kami dari hati-hati yang kelam

NB:
Untuk teman-teman yang belum nikah, jangan takut nikah muda walau belum siap kuliah dan punya pekerjaan tetap, karena Allah SWT pasti akan memberimu rezki dan hadiah terindah bagi hamba-NYA yang menyempurnakan agama " Pernikahan " 

semoga tulisan ini dapat menjadi motivasi dan manfaat bagi teman-teman semua









81 komentar:

  1. Anonim2/23/2013

    Subhanallah, saya barus saja berkunjung ke blog teman (mbak Reni Judhanto di http://another-reni.blogspot.com/2013/02/kenangan-5-tahun-di-perantauan.html) dan sama-sama bercerita tentang kenangannya di perantauan, ada romantika selama disana dan tentu saja kisah cinta.

    Disana saya menitiskan air mata, ternyata disini juga.
    Indahnya mengingat kenangan lama ya, semoga adik Lisa berbahagia selamanya bersama suami tercinta. Aamiin

    BalasHapus
  2. Wah .. ceritanya lengkap banget mbak, komplit dgn foto fotonya lagi

    BalasHapus
  3. Assalamu'alaikum

    Salam kenal, salam ukhuwah. Pertama kali ke sini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam, salam kenal dan salam ukhuwah juga

      Hapus
  4. komplit banget.. klu perempuan tu mens nya 6 SD, ckckckck.. knp klu laki2 musti lebih tua ya baru mimpi basah?!?! :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih. itu yg saya kurang ngerti, mungkin ada rencana Allah dibalik semua ini

      Hapus
    2. mampir lagi nih mbak saya..
      semoga bisa sering sering main ke sini :)
      salam sejahtera :)

      Hapus
    3. boleh2, sering2 aja mampir

      Hapus
  5. Anonim2/23/2013

    salam kenal mbak :D
    bagus banget :D komplit ^^

    BalasHapus
  6. terharuuuuu baca perjalanan hidup Lisa.
    Ohya, karena ceritanya ada tentang merantau, coba ikutkan ke giveaway merantau Lisa. Aku uda ikut juga
    Ini link lombanya:
    http://catatan-millati.blogspot.com/2013/02/giveaway-gendu-gendu-rasa-perantau.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih eki. eki sudah ikutan lomba ya?
      smoga menang ya.

      Hapus
  7. malu liat tulisan + toga'a, karena masih tersedat dengan mulus dibangku kuliah, alias belum lulus, hehehe
    kembali kenangan lama, membutuhkan mental serta tenaga yang banyak, untuk menjadikan'a sebuah catatan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. suatu hari nanti mas Andy juga akan jadi sarjana, yg penting semangat, terima kasih sudah mampir

      Hapus
  8. benar" ceritanya sangat lengkap.. salut mbak... ?? artikel sepanjang itu tapi isinya nyampai ke pembaca... ajarin dong cara menulis yang benar... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih. Allhamdulillah
      saya juga masih belajar...........hehehehe............

      Hapus
    2. Aku sangat senang dapat membaca dari cerita kamu kak dan salam kenal ya

      Hapus
    3. Aku sangat senang dapat membaca dari cerita kamu kak dan salam kenal ya

      Hapus
  9. subhanallaah... jadi lebih mengenal Lisa. Kita menikah di usia yang sama, 23 tahun. Alhamdulillah, janji Allah benar adanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. oya, klo begitu mbak titi pasti punya cerita yg menarik juga

      Hapus
  10. Keren mba, tulisan yg komplit. Perjalanan hidup yang penuh kenangan.

    BalasHapus
  11. rezeki sudah ada yang mengatur ya. serahkan pada Allah asal kita tetap berusaha Insya Allah bisa

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, terima kasih telah mampir

      Hapus
  12. Saya biasanya males baca tulisan panjang hehe
    tapi krn ini ada subtittlenya makanya enak dibaca

    btw, baca tulisannya serasa nonton film ttg perjalanan hidup seseorang dr kecil hingga dewasa

    saya jg jd keinget2 kenangan masa sekolah dulu hehe

    BalasHapus
  13. berarti kak lisa sekarang di Jerman ya? wah, semoga suatu hari nanti saya bisa ikut suami ke sana dan bertemu kakak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, Insyaallah, semoga kita dapat bertemu

      Hapus
  14. bendera jepang..hehe.. aku dapetnya dl jg kls 6SD, mb..
    sayang foto mb lisa wkt kecil gak dipasang jg ^_^

    kisah inspiratif mb..sukses trs yaa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, foto-foto lisa waktu kecil habis kena tsunami tahun 2004 mbak.

      Hapus
  15. Seru bangets... catatan lengkap :)
    Allah Maha segala2NYA... ALhamdulillah *terharu*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allhamdulillah
      terima kasih bunda ofa atas kunjungannya

      Hapus
  16. Alhamdulillah..tahniah. Saya juga terharu membaca entry sis ni. Salam kenal dpd sy juga..terima kasih singgah di blog sy ye..:)

    BalasHapus
  17. keren mbak..perjalanan hidup yang luar biasa indah. Barakallah ya mbak...

    BalasHapus
  18. halo makasih dah ke blog saya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya sama-sama. saling mengunjungi, hehehehe

      Hapus
  19. Merinding bacanya, jd kangen Lampineng :(,SMA 4 jga.. dimn jalannya klo malam sering dijadikan area trakc2an anak2 motor.

    memang rezeki tak mengenal waktu, pasti datang kapan saja, dan di saat Allah berkehendak yang terbaik buat kita :)

    Selamat yah mba, dari Aceh bisa sampai ke Jerman utnuk study s3 lg. Alhamdulillah

    *oya salam kenal dari pesisir Aceh Barat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih. salam kenal juga
      SMUN 4 juga ya. senang dapat bertemu teman lama

      Hapus
  20. ini enakan dijadikan novel mbak Lisa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya belum punya keahlian untuk buat novel mbak

      Hapus
  21. Asslam'muallaiqum...mampir menyambung tali silaturahmi, tapi maaf belum sempat baca artikelnya, lain waktu saya mampir lagi, sekarang mau meluruskan pinggang dulu nih.
    follow sukses 32
    salam sehat selalu untuk keluarga dari mamang ubi

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ya sudah mampir dan di follow

      Hapus
  22. udah follow mak.. bakal sering berkunjung.. td intip2 judul2 postingan keren2. pasti klo baca srasa ikut merasakan tinggal di LN hehehe..
    barakallah wa subhanallah

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih udah di follow. mampir2 lagi ya

      Hapus
  23. waa.. perjalanan hidupnya keren :)
    lebih keren lagi karena ditulisa dengan lengkap *geleng2 kpala* saya mana sanggup hihi.. bisa bikin buku autobiografi mba :)

    BalasHapus
  24. Bisa dijadikan memoar ini mba, beneran... Soalnya jarang ada yang bisa menuangkan detail kisahnya year by year. Biasanya hanya menuangkan kejadian by accidentally aja. Kalau di garap dengan serius, minimal bisa di bukukan at least buat kalangan sendiri dulu. Keep on writting, ganbatte (^_^)/

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih motivasinya, jadi semangat untuk nulis.

      Hapus
  25. tulisannya sangat runut dengan time line yang sangat jelas, sepertinya sama sekali tidak ada blind spot di cerita ini ( blind spot ini sering saya alami karena kebanyakan nulis & memecahkan peristiwa misteri hihihihi) btw saya follow blognya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih, btw saya juga masih belajar, dulu penulis FLP Allmahummah Diana Roswita yang bimbing saya menulis, namun setelah beliau meninggal karena kena Tsunami 2004, saya mulai berlatih sendiri dgn mengingat-ingat metode yang beliau ajarkan. saya ibarat penulis tanpa penutup, heheheh maklum belum bnyk ilmu yang saya kuasai. terima kasih ya sudah follow blog saya, dgn begini kita dapat saling share ilmu menulis

      Hapus
  26. Salut sama orangtua Mbak Lisa yang memandang penting pendidikan bagi buah hatinya. Waaah..., selamat ya, Mbak, wisuda dan nikah pada bulan dan tahun yang sama, alhamdulillaah..., anugerah yang patut disyukuri. Semoga senantiasa barakah dan bahagia yaa... Allaahumma aamiin....

    BalasHapus
    Balasan
    1. allhamdulillah, terima kasih ya doanya

      Hapus
  27. kisahnya mirip dgn adik ipar..:D, tapi skrg dia lg di Belanda :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. oya, kapan2 saya juga berencana jalan2 ke belanda, krn belanda dan jerman dekat, mudah2an saya dapat ketemu dgn adik ipar mbak ya

      Hapus
  28. benar sekali, pintu rezeki dari Allah bisa dari manapu datangnya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allhamdulillah, memang tak ada satu makhluh hidup pun di dunia ini yang tdk di beri rezki asal mau berusaha. nyamuk saja ada rezki apalagi kita manusia.terima ksih ya sudah mampir

      Hapus
  29. Assalamu'alaikum Lisa, wah perjuangan yang membuahkan hasil manis. Semoga manfaatnya bisa dikecap sebanyak-banyaknya umat. Kagum dengan ingatan Lisa semasa kecil. Waktu kecil dan setelah berkeluarga aku sering pindah, memoryku terbatas karena isinya cepat berganti. Senang berteman denganmu. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalakumsalam, terima kasih telah mampir, senang juga dapat berteman dengan mbak

      Hapus
  30. tulisannya panjang sekali :)

    salam kenal ya ,,, ceritanya lengkap kap kap banget

    BalasHapus
  31. lah saya malah belum nikah-nikah mbak hehehe

    salam kenal ya dari Jember

    BalasHapus
    Balasan
    1. buruan mas nikahnya, hehehehe
      salam kenal juga dari aceh namun sedang nomaden di jerman

      Hapus
  32. Ohya, balik lagi, Mbak, sekadar informasi. Saya komentar ini menggunakan akun blogspot saya yang baru, sebab yg lama sudah tidak aktif. Ohya, blog Mbak ini juga sudah saya follow. Makasiiih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. ok nanti saya singgah ke blog barunya mas, terima kasih juga sudah di follow

      Hapus
  33. Anonim3/07/2013

    Assalamualaikum...
    Mbak, tulisannya bagus sekali, sangat terorganisir, jadi tidak membingungkan pembacanya...
    salam kenal ya ;D

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam
      terima kasih ya dan salam kenal juga

      Hapus
  34. Assalammu'alaikum, saya berkunjung lagi ah soalnya kemarin belum baca sampai tuntas (^_^)/

    BalasHapus
  35. Bagus banget tulisannya mbak.. oia saya panggilnya mbak Lisa atau mba Tjut yah? hehehe...
    tgl nikah kita sama loh, beda di tahunnya aja, saya th 2007 :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ya sudah mampir, biar akrab panggil aja kak lisa, hehehe. oya, klo ngitu bisa rayainnya sekalian nie, heheheee

      Hapus
  36. Baru usai baca ini :)

    Lengkap, jadi lebih mengenalmu dek, lanjutkan perjuangan...

    Siipp, jangan takut nikah muda, dulu aku nikah juga masih kuliah walau usai tak begitu muda, hehee...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ya mbak sudah mampir. sukses juga utk mbak

      Hapus
  37. baru kali ini saya baca tentang nikah muda yang terarah mbak ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Allhamdulillah
      mohon doanya ya agar selalu bahagia dunia dan akhirat

      Hapus
  38. Insya Allah niat baik, bisa nganterin mbak ke surga dengan bahagia, aamiin

    Salam,
    Roza.

    BalasHapus
  39. semangat istiqomah mbaknyaaa

    salam
    riby

    BalasHapus
  40. Kenangan emang selalu hidup di hati kita yang paling dalam ya mbak. :)

    Salam,
    Rava.

    BalasHapus


Jangan lupa masukannya untuk perbaikan tulisan di masa yang akan datang.

oya semua foto-foto di sini punya saya pribadi, bagi sahabat yang ingin share foto-foto atau tulisan dalam blog ini, boleh saja tapi jangan lupa bagi tahu saya dulu sekalian nulis source.

Terima kasih karena telah mampir ( * _* )