Oleh : Lisa Tjut Ali
Setiap saya ke mushalla yang terdapat di bawah
tanah ruang LB selalu berjumpa dengan gadis
muslimah itu, bahkan hampir 3 bulan saya di sini selalu berjumpa dia.
Walau kami selalu berjumpa tak pernah ada kesempatan bicara, paling hanya saling
mengucapkan salam. Namun hari ini saya sangat bahagia, Allah mengaakrabkan
kami. Saat selesai shalat saya lihat gadis itu sibuk
membersihkan lemari yang terdapat
di salah satu sudut mushalla mungil itu. Saya begitu bangga padanya, apa saja
dilakukannya untuk meraih cinta Allah. Saat saya sedang duduk, dia pun duduk
di samping saya sambil tersenyum, kami pun saling berkenalan. Akhirnya saya dapat
tahu dia berasal dari Cosovo. Kami pun
segera shalat bersama saat azan terdengar dikumandangkan oleh salah seorang
pria turki.
Setelah
shalat saya bergegas menuju tingkat atas untuk kembali mengetik, ketika saya
asyik mengetik betapa terkejutnya saya, dihampiri oleh gadis Cosovo itu. Ia
mendekati , menyalami, dan mencium pipi saya sambil berucap ” Sampai jumpa
lagi dan terima kasih”. Saya sangat bahagia, walau tidak terlalu mengerti bahasa Jerman namun kami dapat
saling bersilahturrahmi. Ternyata begitu
berartinya sebuah senyuman, dengan senyuman dapat mengeratkan silahturrahmi,
kini saya dapat memahami mengapa Rasulullah
sangat menganjurkan sedekah senyuman.
Sedekah yang paling mudah adalah senyuman. Ternyata mencari permusuhan
itu mudah, cukup dengan mengeluarkan satu kata sengit, namun lebih mudah lagi
mencari persahabatan, hanya cukup
berbagi senyuman tanpa perlu mengeluarkan kata-kata.
asseeekkkk...
BalasHapusmakasih carl
Hapus